Minum Teh Sehatkah?
Teh berasal
dari tanaman Camellia sinensis. Apa pun warnanya, baik teh putih, teh
hijau, teh hitam, atau teh oolong, namun jika ia berasal dari tanaman Camellia
sinensis, maka itulah yang disebut teh. Perbedaan hanya terdapat pada cara
daun Camellia sinensis itu diolah. Jika bukan berasal dari tanamanan Camellia
sinensis, maka seduhan itu tidak bisa dinamakan teh. Karena ada air seduhan
yang berasal dari daun selain Camellia sinensis. Seduhan jenis ini
disebut tisane. Misalnya ada tisane herbal daun rosella, tisane
herbal daun mutiara, tisane herbal daun pegagan, dan seterusnya.
Jenis herbal ini sering disebut teh karena cara pengolahannya adalah dengan
dikeringkan dan kemudian diseduh untuk mendapatkan efek terapinya. Namun,
sekali lagi mereka bukanlah teh karena teh itu berarti seduhan yang berasal
dari tanaman Camellia sinensis.
Setidaknya
ada tiga zat bioaktif penting yang
dikandung oleh the. Yakni L-Theanine, epigallocathecin gallate (EGCG),
dan kafein.
L-theanine,
membuat peminum teh merasa rileks dengan cara merangsang gelombang alfa di
otak. Gelombang alfa otak bekerja dalam kondisi terjaga dan santai. Beda dengan
gelombang beta otak yang bekerja dalam kondisi tegang, Oleh sebab itu, teh
dapat dijadikan sebagai terapi untuk menghilangkan ketegangan dan stres.Karena teh
dapat menurunkan kadar hormon stres, yakni kortisol pada penderita yang
mengalami kecemasan. Jadi, minum teh sangat dianjurkan bagi orang yang tengah
mengalami ketegangan atau stres. Zat L-theanine juga bermanfaat dalam
pembentukan gamma-aminobutirik acid (GABA) di mana GABA ini bermanfaat
untuk menghambat pelepasan dopamin yang berlebihan. Dimana dopamin dapat
membuat orang ketergantungan.
Kafein terdapat
pada teh dalam kadar yang sangat rendah dan memberi rasa pahit pada teh. Karena
kadarnya yang rendah sehingga Kafein tidak
memberi efek candu pada teh. Oleh karena itu jarang sekali orang ketagihan teh. Sebaliknya, Kafein
pada teh lebih banyak menjadi termogenesis, yaitu memproduksi suhu tubuh
yang bermanfaat membakar lemak dalam kaitannya dengan penurunan berat badan. Dan
berdampak baik bagi kerja sistim saraf,jantung dan pembuluh darah.
Epigallocathecin gallate (EGCG) atau
Katekin
salah satu jenis zat bioaktif flavonoid .Yang banyak terdapat dan
dominan pada teh hijau. Dan memiliki manfaat sangat luar biasa bagi kesehatan. Menurunkan kadar lemak jahat (LDL) dan sangat
ampuh mencegah proses oksidasi kolesterol LDL tersebut sehingga bermanfaat
mencegah aterosklerosis dan
gumpalan darah .Dengan demikian mencegah terjadinya penyakit pembuluh darah
dan jantung serta stroke. Orang-orang yang terbiasa mengonsumsi teh, khususnya
teh hijau secara rutin tampak lebih muda dari usia sesungguhnya atau tidak
mudah mengalami penuaan.
Kasiat lain, Katekin adalah antimikroba alami. Bahkan, Katekin dapat menghambat 50% perkembangan virus HIV. Bukan itu saja ,kekuatan antioksidan Katekin 100 kali di banding Vitamin C dan 25 kali dibanding vitamin E. Antioksidan melidungi gen DNA agar tidak terjadi mutasi penyebab kanker.
Sel kanker adalah sel paling pintar di mana di antara
mereka saling berkomunikasi antar satu sel dengan sel lainny. Katekin memberi perintah
ke sel kanker untuk melakukan sel bunuh diri atau apoptosis. Sehingga
sel kanker tidak dapat melakukan replikasi karena sel kanker tersebut keburu
mati.Sel kanker butuh suatu zat untuk berkembang, yaitu enzim nitrooksida atau
NOX. Enzim ini diperlukan oleh sel-sel normal maupun sel-sel kanker untuk
bertumbuh. Jika enzim NOX terlampau aktif, maka ia disebut dengan tNOX. Nah
tNOX inilah yang berkaitan dengan pertumbuhan sel kanker. Katekin menghambat
aktivitas tNOX tanpa menghambat aktivitas NOX pada sel normal. Beberapa jenis
penyakit kanker yang dapat diatasi dengan teh, antara lain kanker payudara,
kanker indung telur, kanker paru-paru, kanker prostat, kanker kandung kemih,
kanker usus, dan kanker kulit. Keunggulan lainnya, kandungan L-theanine pada
teh dapat mengatasi dampak negatif kemoterapi.
Cara yang baik
untuk membuat teh adalah dengan mencelupkan teh
ke dalam air panas selama 3-5
menit. Jangan terlampau lama karena jika demikian, maka nanti teh akan menjadi
lebih pekat dan terasa pahit.Sebagai catatan, menyeduh teh sebaiknya jangan
menggunakan air mendidih karena zat antioksidannya dapat menjadi rusak.
Tunggulah dahulu sejenak agar suhunya berkisar antara 80-90oC karena dengan suhu ini, zat antioksidan tidak menjadi rusak.
Kemudian, aduklah seduhan daun tersebut selama 10 menit agar kandungannya dapat
keluar sebanyak mungkin—lebih dari 10 menit tidak akan meningkatkan jumlah
kandungannya yang keluar. Konsumsi teh sebaiknya hanya maksimal 2 gelas dalam
sehari sebab kandungan tannin di dalam teh dapat mengikat zat besi. Terlalu
banyak mengonsumsi teh dapat menyebabkan anemia
Semoga bermanfaat.
Salam sehat, Dr.Suwardi Sukri, Integrative Medicine
Instagram : doktersuwardi
Website
: doktersuwardi.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar